SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)P) Pokok Bahasan : Abortus Insipien
Sub Pokok bahasan : Pencegahan Abortus Insipien
Sasaran : Pasien RSUP xxx
Waktu : 30 Menit
Tempat : Ruang Obstetry Gynekologi.
Hari/tgl Pelaksanaan : Jumat, 06 November 2006
Jam Pelaksanaan : 13.00 WIB – 13.30 WIB
I. PENDAHULUAN
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut yang dapat membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian. sebanyak 20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal kehamilan dan sebagian mengalami abortus. Hal ini tentu akan menimbulkan ketidakberdayaan dari wanita sehingga ditinjau dari suatu kesehatan akan sangat ditanggulangi untuk meningkatkan keberdayaan seorang wanita.
Ada beberapa keadaan yang dapat menimbulkan perdarahan pada awal kehamilan seperti imlantasi ovum, karsinoma servik, abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik, menstruasi, kehamilan normal, kelainan lokal pada vagina/ servik seperti varises, perlukaan, erosi dan polip. Semua keaaaan ini akan menurunkan keberdayaan seorang wanita dan karenanya akan dijelaskan bagaimana cara-cara penanggulangannya seperti pencegahan, pengobatannya, maupun kalau perlu rehabilitasinya.
Maka semua wanita dengan peradarahan pervagina selama kehamilan seharusnya perlu penanganan dokter spesialis. Peranan USG vaginal smear, pemeriksaan hemoglobin, fibrinogen pada pada missed abortion, pemeriksaan incomptabiliti ABO dan lain-lain, sangat diperlukan.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan peserta didik dapat mengetahui tentang Abortus Insipien
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan peserta didik dapat:
Menjelaskan tentang pengertian Abortus Insipien
Menjelaskan penyebab-penyebab dari Abortus Insipien
Menjelaskan tanda dan gejala Abortus Insipien
Menjelaskan tindakan-tindakan yang harus dilakukan saat terjadi Abortus Insipien
Menjelaskan komplikasi yang terjadi pada Abortus Insipien
III. SASARAN
Pasien RSUP Dr.Karyadi Semarang Ruang Obstetry Gynekologi
IV. TARGET
Peserta didik dapat mengetahui tentang pengertian, tanda dan gejala, pertolongan dan komplikasi pada abortus insipien
V. MATERI
1. Pengertian abortus insipien
2. Tanda dan gejala abortus insipien
3. penyebab terjadinya abortus insipien.
4. Pertolongan yang dapat dilakukan terhadap pasien abortus insipien
5. Pengetahuan tentang bahaya dan komplikasi abortus insipien
VI. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
VII.MEDIA
1. Materi pangajaran
2. Leaflet
VIII. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Waktu : Jumat, tanggal 06 November 2006
2. Tempat : Ruang Obstetri Gynekologi RSUP Dr. Karyadi Semarang
IX. SUSUNAN ACARA
No Tahap / Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pra interaksi
5 Menit Mengucapkan salam pembuka
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan tujuan Menjawab salam
Mendengarkan
Perkenalan
2. Interaksi
15 menit Menjelaskan pengertian abortus insipien
Menjelaskan penyebab dari abortus insipien
Menjelaskan tentang tanda-tanda dan gejala abortus insipien
Menjelaskan pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada abortus insipien
Menjelaskan bahaya atau komplikasi abortus insipien
Diskusi Mendengarkan
Memperhatikan
Berdiskusi dengan mahasiswa (penyuluh )
3. Post interaksi
5 menit Memberikan masukan
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Mengevaluasi peserta didik
Salam Penutup Memperhatikan
Memberi tanggapan
Menjawab pertanyaan yang diajukan
Menjawab salam penutup
X MATERI
( Terlampir)
XI. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Hasil
- Tes lisan : Diakhir ceramah
- Penilaian
System penilaian sesuai dengan masing-masing pertanyaan tiap nomor :1. Bila benar semua, nilai : 1
2. Bila benar semua, nilai : 5
3. Bila benar semua, nilai : 5
4. Bila benar semua, nilai : 5
5. Bila benar semua, nilai : 4
Jumlah nilai benar pada semua soal : 20 point
Klasifikasi penilaian
- Bila nilai benar : 0 – 5 : D : berarti tidak memahami
- Bila nilai benar : 6 – 10 : C : berarti kurang memahami
- Bila nilai benar : 11 – 15 : B : berarti cukup memahami
- Bila nilai benar : 16 -20 : A : berarti memahami / mengerti
XII. DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah yang disebut dengan Abortus insipien?
2. Apa penyebab dari abortus insipien?
3. Bagaimana tanda dan gejala terjadinya abortus insipien?
4. Apa tindakan–tindakan yang dapat diberikan pada pasien yang mengalami abortus insipien?
5. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada pasien yang mengalami abortus insipien?
Materi
( Abortus Insipien )
A. Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yaitu sebelum usia kehamilan 28 minggu dan sebelum janin mencapai berat 1000 gram
Abortus insipien adalah abortus yang sedang mengancam di mana telah terjadi pendataran serviks dan osteum uteri telah membuka akan tetapi hasil dari konsepsi masih berada di dalam kavum uteri.
B. Penyebab
1. Kelainan ovum
Menurut Hertig dan kawan-kawan pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan, menurut penyelidikan mereka dari 1000 abortus spontan maka 48,9% disebabkan karena ovum yang patologis, 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang dikarenakan kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan lebih dari 1 bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemuangkinan disebabkan oleh kelainan ovum
2. Kelainan genetalia ibu
Misalnya pada ibu yang menderita
Anomaly kongital ( hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll )
Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata.
Tidak sempurnanya persiapan fetus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesterone dan estrogen, endometriosis, mioma submukosa.
Uterus terlalu cepat teregang ( kehamilan ganda, mola )
Distorsia uteri misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis
3. Gangguan sirkulasi plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly plasenta, endarteritis oleh karena lucs
4. Penyakit-penyakit ibu
Misalnya :
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tipoid, piellitis, rubella dan demam malta dsb.
Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol dll.
Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia gravis.
Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotyroid, kekuarangan vitamin A, C dan E, diabetes melitus
5. Antagonis resus
Pada antagonis rhesus darah ibu yang melalui pladsenta merussak darah fetus sehingga terjadi anemi pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus
6. Atropi korpus lutium lebih cepat atau factor serviks yaitu inkompetensi serviks, servisitas.
7. Rangsangan pada ibu-ibu yang menyebabkan uterus kontraksi umpamanya : sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan, laparotomi dll.
8. Penyakit bapak : umur lanjut, penyakit kronis seperti : TBC, anemi, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan, ( alkohol, nikotin, Pb dll ), sinar roentgen, avitaminosis.
C. Patologi
Pada permulaan terjadi pendarahan dalam desidua basalis diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruhnya hasil konsepsi terlepas karena dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena vili korealis belum menembus desidua basalis terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 – 14 minggu telah masuk agak dalam sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal karena itu akan banyak terjadi pendarahan.
D. Tanda dan gejala
Gejala utama-
1. Pendarahan pervagina, keluar gumpalan darah
2. Rasa mules atau keram perut, nyeri karena kontraksi rahim kuat
3. Pembukaan osteum uteri, Servile terbuka den teraba ketuban
Gambaran klinik
Apabila setelah abortus pendarahan makin banyak dan disertai rasa mules yang semakin sering semakin kuat dan semakin dirasakan sakit disertai dilatasi servik . Hasil konsepsi seluruhnya masih berada di dalam kavum uteri. Dengan semakin kuatnya kontraksi uterus serviks terbuka dan semakin banyak pendarahan dan pada suatu ketika hasil konsepsi terdorong keluar dari kavum uteri
E. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam Pengeluaran hasil konsepsi pada abortus insipien )
1. Beri suntikan ergometrin 0,5 mg IM dan simpanlah apapun yang keluar dari vagina untuk ditunjukkan kepada dokter
2. Bila pendarahan sedikit, tunggu terjadinya abortus spontan yang berlangsung 36 jam.kasih morfin bila perlu untuk menghilangkan rasa sakit dan relaktan servik
3. Segera lakukan pengosongan uterus apabila kehamilan kurang dari 12 minggu Pengosongan uterus dapat dilakukan dengan kuret vakum atau cunam abortus disusul kerokan ( Pengeluaran hasil konsepsi dapat diinduksi terlebih dahulu dengan pitosin drip atau dilatasi dengan laminaria ).
4. Beri oksitosin 10 unit dan dekstrose 5% 8 tets/menit
5. Rujuk ke rumah sakit untuk pengosongan kavum uteri
6. Beri suntikan ergometrin 0,5 mg IM untuk mempertahankan kontraksi uterus
F. Komplikasi
Anemi oleh karena perdarahan
Perforasi karena tindakan kuret
Infeksi
Syok pendarahan atau syok endoseptik
Resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dengan NaCl atau RL disusul transfusi darah.
G. Hal – hal yang harus diperhatikan ibu hamil saat terjadi pendarahan pada trimester I
1. Jika pendarahan sedikit seperti bercak-bercak darah pada saat menstruasi maka dianjurkan untuk ibu hamil untuk istirahat tirah baring
2. Jika perdarahan semakin lama semakin banyak maka lebih baik periksakan ibu ke rumah sakit karena kemungkinan terjadinya abortus sangat tinggi
"
0D
No comments:
Post a Comment