KTI KEBIDANAN
HUBUNGAN KEJADIAN PARTUS PREMATUR DENGAN PARITAS DI KAMAR BERSALIN RSUD
ABSTRAK
Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas
di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........
Periode 1 Januari - 31 Desember 2009
HUBUNGAN KEJADIAN PARTUS PREMATUR DENGAN PARITAS DI KAMAR BERSALIN RSUD
ABSTRAK
Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas
di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........
Periode 1 Januari - 31 Desember 2009
Partus prematur merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di seluruh dunia. Janin yang lahir secara prematur mempunyai risiko komplikasi yang sangat tinggi. Penyebab partus prematur masih sulit ditentukan namun masih dapat diidentifikasi diantaranya paritas. Pada tahun 2005 kejadian partus prematur di Indonesia sekitar 19 % dimana 20 % kelahiran tersebut banyak dialami oleh ibu dengan paritas tinggi. Penelitian Agustina tahun 2005 di RSUD dr. Soetomo Surabaya menyebutkan bahwa wanita yang telah melahirkan lebih dari tiga kali mempunyai risiko 4 kali lebih besar mengalami partus prematur bila dibandingkan dengan paritas yang kurang dari tiga. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas di RSUD .............
Desain Penelitian yang digunakan adalah korelasi retrospektif dengan menggunakan data pasien yang terdapat dalam Buku Laporan Harian. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........ periode 1 Januari – 31 Desember 2009 sejumlah 637 kasus persalinan. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh.
Hasil penelitian didapatkan 637 kasus kelahiran bayi dengan 55 kasus merupakan partus prematur sedangkan sisanya persalinan aterm (85,24%) dan postdate (6,12%). Partus prematur banyak terjadi pada ibu dengan paritas tinggi (nullipara, primipara) sebanyak 70,91% sedangkan ibu dengan paritas rendah sebanyak 2 9,09% (multipara, grandemultipara).
Hasil penelitian diperoleh X2 hitung sebesar 35,74, pada taraf signifikansi 0,05 dan df (degree of freedom) = 1, nilai tersebut lebih besar dibanding nilai X2 tabel. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan kejadian partus prematur dengan paritas.
Kata Kunci: Partus Prematur, Paritas
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan ini partus prematur menjadi perhatian utama dalam bidang obstetrik, karena erat kaitannya dengan morbiditas dan mortalitas perinatal. Partus prematur merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di seluruh dunia (Agustinafi, 2005).
Janin yang lahir secara prematur mempunyai risiko komplikasi yang sangat tinggi, sehingga risiko untuk terjadi asfiksia juga tinggi. Hal ini dikarenakan bayi sulit untuk menyesuaikan diri di luar rahim ibu yang disebabkan alat-alat tubuh bayi belum berfungsi secara maksimal seperti bayi yang lahir aterm. Semakin pendek usia kehamilan, alat-alat tubuh bayi semakin kurang sempurna, sehingga risiko komplikasi pada janin semakin tinggi. Dalam hal ini kematian perinatal banyak terjadi pada bayi prematur (Hanifa, 2002 : 312).
Tahun 2002 tercatat Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 13,02/1000 kelahiran hidup, dimana 20,51% disebabkan oleh partus prematur. Tahun 2003 AKB sebesar 18,01/1000 kelahiran hidup dan 23,64% kematian disebabkan oleh partus prematur. Tahun 2004 AKB sebesar 27,62/1000 kelahiran hidup, dimana 3 8,57% penyebabnya adalah partus prematur (Yuli, 2004). Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Jawa Timur Angka Kematian Bayi. tahun 2009 sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup dimana 29% kematian disebabkan oleh partus prematur (Dinkes Jatim, 2008)
Penyebab partus prematur masih sulit ditentukan, akan tetapi tampaknya mempunyai hubungan dengan status medis dan status sosial diantaranya kemiskinan, malnutrisi, ketergantungan obat, penyakit menular seksual, perokok dan kehamilan pada usia muda (Yuli, 2004). Selain itu, paritas juga merupakan faktor penyebab terjadinya partus prematur (Agustinafi, 2005).
Tahun 2005 Indonesia memiliki kejadian partus prematur sekitar 19% dimana 20% dari kelahiran tersebut disebabkan oleh faktor paritas. Wanita yang telah melahirkan lebih dari tiga kali mempunyai risiko 4 kali lebih besar mengalami partus prematur bila dibandingkan dengan wanita yang paritasnya kurang dari 3 (Agustinafi, 2005).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Buku Laporan Pasien di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........ pada bulan Maret 2008 terdapat 11 persalinan prematur, 5 persalinan dengan paritas kurang dari 3 sedangkan 7 persalinan dengan paritas lebih/sama dengan 3 menyebabkan 2 bayi meninggal.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hubungan kejadian partus prematur dengan paritas di RSUD ............ Kota ........ periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah penelitian “Adakah hubungan kejadian partus prematur dengan paritas di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........ Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009 ?”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kejadian partus prematur dengan paritas di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........ Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kejadian partus prematur di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........ Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009.
b. Mengidentifikasi paritas ibu yang mengalami partus prematur .
c. Menganalisis hubungan kejadian partus prematur dengan paritas di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........ Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2009.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hubungan kejadian partus prematur dengan paritas .
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Sebagai informasi tentang hubungan antara kejadian partus prematur dengan paritas .
1.4.3 Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan informasi tentang hubungan kejadian partus prematur dengan paritas .
No comments:
Post a Comment